Tanggal : 10/02/2025, 13:17:11, dibaca 33 kali.

PPIU KALSEL & PEMDA BAHAS STRATEGI KEBERLANJUTAN PROGRAM YESS


BANJARBARU, - Regenerasi Petani dan Penumbuhan jiwa wirausaha pertanian menjadi fokus dari program Kementerian Pertanian, salah satunya dengan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang merupakan kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD). 

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis. Hal ini tentunya perlu dukungan dari SDM pertanian yang memiliki potensi besar yang berasal dari usia produktif.

Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa menjelaskan program YESS menjadi salah satu barometer menciptakan petani milenial yang bisa memberdayakan sumber daya alam dengan kekuatan sumber daya manusia di dunia bisnis bagi pemuda tani di pedesaan.

Seperti diketahui, SMK-PP Negeri Banjarbaru, ditunjuk sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalimantan Selatan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) untuk wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. 

Rapat koordinasi persiapan kegiatan kerja sama provinsi terkait keberlanjutan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Selasa (30/9/2025). Rapat ini menghadirkan berbagai instansi lingkup Provinsi Kalimantan Selatan, di antaranya Bappeda, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Project Manager Program YESS, Angga Tri Aditya Permana, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas keterlibatan lintas sektor yang hadir. Menurutnya, forum koordinasi ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan program pasca berakhirnya masa implementasi.

“Kehadiran bapak dan ibu dari berbagai instansi merupakan bukti nyata komitmen bersama. Forum ini harus kita manfaatkan untuk menyatukan pandangan dan menyusun langkah konkret agar capaian yang sudah diraih Program YESS sejak 2019 tidak berhenti di tengah jalan,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, sejumlah perwakilan instansi memberikan masukan terkait konsolidasi data petani milenial. Kabid Ekonomi Bappeda Provinsi Kalsel, Theodorik, menekankan pentingnya database terintegrasi untuk mendukung perencanaan pembangunan yang lebih inklusif. “Data ini bisa menjadi dasar penyusunan program daerah. Namun perlu ada tim khusus yang mengelola serta koordinasi erat dengan Dinas Kominfo agar sinkron dengan sistem data yang sudah ada,” jelasnya.

Sementara itu, Noviannur dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menegaskan pentingnya sinkronisasi database YESS dengan SIMLUHTAN agar alumni program dapat terus terpantau dan mendapat pembinaan. “Program YESS selama ini berfokus pada individu, namun ke depan harus dikembangkan dalam bentuk kelembagaan seperti kelompok tani dan gapoktan,” katanya.

Senada, Lidya dari Dinas Perkebunan dan Peternakan menambahkan bahwa keberlanjutan program membutuhkan data sebaran petani milenial yang lebih terstruktur, terutama untuk mendukung pengelolaan komoditas strategis seperti sawit, kopi, dan kelapa.

Selain soal database, rapat juga membahas skema pendampingan usaha pasca YESS. Angga Tri Aditya Permana menegaskan empat pilar utama keberlanjutan, yakni mentoring, penguatan klaster, pembentukan koperasi petani milenial, serta integrasi dengan program daerah.

Rapat yang berlangsung secara luring di ruang pertemuan SMK-PP Negeri Banjarbaru ini akhirnya menghasilkan komitmen bersama seluruh instansi untuk memperkuat sinergi lintas sektor, mengoptimalkan pemanfaatan data, dan menjaga kesinambungan program. Dengan demikian, petani milenial Kalimantan Selatan diharapkan tetap mendapat dukungan pembinaan, akses modal, dan jejaring pasar meski Program YESS secara resmi berakhir pada Desember 2025.

Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru