Tanggal : 10/13/2020, 06:44:28, dibaca 1631 kali.

SOSIALISASI ASSESSMENT CPCL DI LINGKUP KAB. BANJAR


Banjar, - Kali ini tim Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalimantan Selatan melalui SMK-PP Negeri Banjarbaru telah memasuki tahapan assessment Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) di 3 kabupaten yang menjadi lokasi untuk kegiatan YESS, untuk terus mendukung program Youth Entrepreneurship and Employment Support (YESS).


Pelaksanaan assessment CPCL PPIU Kalsel dilakukan secara bertahap di 3 kabupaten (Banjar, Tanah Laut dan Tanah Bumbu). Dimulai kabupaten Banjar, tim PPIU Kalsel melaksanakan assessment CPCL dibeberapa lokasi di  BPP Lingkup Kab. Banjar Selama 3 hari, terhitung mulai Rabu, (7/10/2020)


Pelaksanaan di awali Rabu, (7/10) di BPP Aluh-Aluh dan BPP Gambut, kemudian Kamis, (8/10) di BPP Martapura Kota, Sungai Tabuk, Mataram dan Telaga Bauntung serta Karang Intan dan Aranio, terakhir Jumat (9/10) di BPP Astambul.


Airin Nurmarita, salah satu tim yang melakukan assessment CPCL di Lingkup Kab. Banjar, memaparkan, “Kegiatan ini dilakukan secara maraton, tim PPIU kalsel mengassement data CPCL yang telah disampaikan oleh penyuluh dan diverifikasi oleh DIT”, paparnya.


Lanjut Airin, data CPCL selanjutnya akan diverifikasi oleh NPMU dan keluarlah data CPCL utk di assessment oleh PPIU. Kemudian Tim PPIU menjelaskan secara langsung ke penyuluh di BPP untuk terus mendata dan memasukkan data CPCL ke PPIU untuk selanjutnya dikirim dan diverifikasi oleh NPMU yang sesuai dengan persyaratan.


Terakhir Airin Nurmarita menjelaskan, “Kegiatan assessment ini akan terus dilaksanakan secara maraton baik di kabupaten Banjar maupun kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu”, Pungkasnya.


Sebab nantinya agar data CPCL yg telah diverifikasi oleh NPMU disampaikan ke masing-masing BPP dan memotivasi para penyuluh untuk terus dapat menambah data CPCL, yang nantinya sebagai data untuk pelasanaan program YESS yang merupakan kerjasama Kementan dengan IFAD.


Dijelaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) diakarenakan tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda atau generasi milenial. Hal itu karena generasi milenial merupakan penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan.


Namun, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam beberapa kesempatan selalu mengatakan, berdasarkan data BPS, tiap tahun jumlah petani muda yang berumur 19-39 tahun terus menurun. Hal ini menjadi tantangan yang dihadapi Kementerian Pertanian.(Ar/wd)


Tim Humas SMK-PP Negeri Banjarbaru